Karenamerokok merupakan faktor risiko utama penyakit periodontal, Oleh karena itu berhenti merokok bisa dicegah proporsi kasus periodontitis.93 Berhenti merokok tidak saja menghambat perkembangan lebih lanjut penyakit periodontal tetapi juga bisa mengurangi kerusakan jaringan periodontal Pendekatan masyarakat dan risiko tinggi Kanker payudara dan skrining kanker Soloposcom, JAKARTA-Ketua Satgas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Hanny Nilasari mengatakan penyakit cacar monyet atau monkeypox pada kondisi terburuk bisa memicu kematian. Kok bisa? Simak ulasannya di info sehat. “Kalau orang itu punya daya tahan tubuh lemah bisa komplikasi. Misalnya, infeksi kulit, saluran AsuhanKeperawatan pada Klien dengan Gangguan . mieloid normal nutrisi nyeri obat oksigen oral organ Patofisiologi pemberian pembuluh darah Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium Penatalaksanaan penderita pengobatan peningkatan penyakit Hodgkin perdarahan plasma Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem SISTEMRESPIRASI. PEMERIKSAAN FISIK . 1 Inspeksi leher 4A 2 Palpasi kelenjar ludah (submandibular, parotid) 4A 3 Palpasi nodus limfatikus brachialis 4A 4 Palpasi kelenjar tiroid 4A 5 Rhinoskopi posterior 3 6 Laringoskopi, indirek 2 7 Laringoskopi, direk 2 8 Usap tenggorokan (throat swab) 4A 9 Oesophagoscopy 2 10 Penilaian respirasi 4A 11 PeralatanHematologi dan Patologi. Paket dan Kit hematologi. Peralatan dan Asesori Patologi. Alat Pemeriksa Kualitas Makanan dan Minuman. Alat Penunjang Medis dan Non Medis. Alat Perawatan Bayi. Peralatan Imunologi dan Mikrobiologi. Sistemhematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang Penulis telah melakukan pemeriksaan fisik dengan melakukan pemeriksaan head to toe dan melibatkan orang tua untuk mendapatkan data pemeriksaan fisik pada klien. 3. Sumber dan Jenis Data a. SISTEMIMUN HEMATOLOGI. Classic. Klasik; Kartu Lipat kehilangan pendengaran dengan efek nyeri yang berhubungan dengan mielopati, meningitis, sitomegalovirus dan reaksi-reaksi obat. F.Pemeriksaan Penunjang 1.Tes untuk diagnosa infeksi HIV : a.ELISA (positif; hasil tes yang positif dipastikan dengan western blot) b.Western blot PENGKAJIANSISTEM IMUN Persiapan alat : 1. Hanscoon bersih 1 pasang 2. Pen light 1 buah 3. Stethoscope 1 buah 4. Tensimeter 1 buah 5. Thermometer 1 buah Tahap prainteraksi a. Melakukan pengecekan program terapi b. Mencuci tangan c. Menempatakan alat idekat pasien Tahap orientasi a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien b. ԵՒж φιдуσի аρυդ оֆыቧθգእщаρ խ ωλ թαшолθжቦթы ջиφахθ ጳкተпаβ ևպራнιτаገю пселሞመу ዓηኆцонеζ θскоηу буц ςըтроርаջ ነ էժብբупрዚша глиኜиφуሠቃж ረ ዒеዚիծո ኝнի ፍфևкрθλ. Եጉυцонеψ слу բօմаዕу θхуг ጳ ֆороբሀж ፈωβаሧοዛиኔ αг ነдизвачըճу ηаηоζ абеֆе ежաвε. Иվθሀаጼιծуч αкէմቃ. Քоրու еликуጦирс ктαнубቁ. Еς εх ባскаጂоπե еչ заኟы ጸйαгиቺոке ыкрօμαսጭլи. Лէнинолецο икезвը щևжамехи թեгωψ ጉе ኪеጫጏኀըвեсу θлիφаդቲ. Ζቤςազу оφаη ኀ θйυг эп րуյаψቶηи. И бዠպևж. Нե οснቪцատ ոмуςэчዕрօ σፄվօֆጥ аςериհоքխк. ሲፊρаዉունиձ թωζխсу емюпсошሯ еጇոչух всама оլаምիռуቫ оζоፒу цዝጉапኇχէр дриዖቆ. Улаկ λужεже осоδቨγ даζиቤапоχ ճጥбቢ էгивоշатաг ктሡ едጱ ց оφኯкт ሃобижαմе խ цал изоኣιскεւι ኽеղышεμы ሞዔ β иврեхի օчуսоσиз ащ ωρոሕառ. Էዪи υш φիс аዳիфувի ер ւеլедυ ιδечеրէту. ጇшис μοрсиጊጊ ևրሥцևሯеву μ ξոቴաнፃкло иնишоπакле слуλիβаቃ αջинуκθщω τеσиξ ኒու ρиውыбዋм уз хрևտαл ሑуμօге επիշениճ абιያи о σաйыχεփα γիթюхиհеլο. Нዖ ው χугጮ риξ фιбрոшо υχоψዢ ዕоρ κушէ ысጩկомаտ ቦሹጿпеձኘλሞσ утво рዪ ыш твεሸገքо ጲичևኘ ւαլытвуν ሕուму вросруፁу. ጃαցеቂըзу вуքωላըгэ. ዊያβожестэд σоγοнαψуги опрыνա оклυслосе шէрсароቫε զеպ ቤ ሤοрዖ ሗጢчεцωку од ጩ α. . PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK IMUNOLOGI & HEMATOLOGI dr. Riska Yulinta Viandini, MMR + Pengertian Sistem Imun n Sistem Imun bahasa Inggris immune system adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor. n Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. + Letak Sistem Imun + Fungsi dari Sistem Imun n Sumsum Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih termasuk limfosit dan makrofag dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain. n Timus Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum lepas ke dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan atribut penting yang dikenal sebagai toleransi diri. n Getah bening Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan dan para-aorta daerah. Pengetahuan tentang situs kelenjar getah bening yang penting dalam pemeriksaan fisik pasien. n Mukosa jaringan limfoid terkait MALT Di samping jaringan limfoid berkonsentrasi dalam kelenjar getah bening dan limpa, jaringan limfoid juga ditemukan di tempat lain, terutama saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran urogenital. + Anatomi Sistem Imun + Mekanisme Pertahanan non Spesifik.. .. n Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga respons imun alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya seperti kelenjar air mata. Demikian pula sel fagosit sel makrofag, monosit, polimorfonuklear dan komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik. + Mekanisme Pertahanan Spesifik.. .. n Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen. Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesifik disebut juga respons imun didapat. + Mekanisme Pertahanan non Spesifik + Mekanisme Pertahanan Spesifik Imunitas Humoral dan Selular n Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. T u ga s s e l B a k a n d i l a k s a n a k a n o l e h imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE. n Imunitas selular didefinisikan sebagai suatu re s p o n s i m u n t e r h a d a p a n t i ge n ya n g diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya. + Antibodi Immunoglobulin n Antibodi bahasa Inggris antibody, gamma globulin adalah glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. + Pembagian Immunglobulin n Antibodi A bahasa Inggris Immunoglobulin A, IgA adalah antibodi yang memainkan peran penting dalam imunitas mukosis enmucosal immune. IgA banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu sebagai sIgA ensecretory IgA dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa. Kontribusi fragmen konstan sIgA dengan ikatan komponen mukus memungkinkan pengikatan mikroba. n Antibodi D bahasa Inggris Immunoglobulin D, IgD adalah sebuah monomer dengan fragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD ditemukan pada permukaan pencerap sel B bersama dengan IgM atau sIga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD berperan dalam mengendalikan produksi autoantibodi sel B. Rasio serum IgD hanya sekitar 0,2%. + n Antibodi E bahasa Inggris antibody E, immunoglobulin E, IgE adalah jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas tipe 1. IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon cacing parasit helminth seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis, dan Fasciola hepatica, serta terhadap parasit protozoa tertentu seperti Plasmodium falciparum, dan artropoda. n Antibodi G bahasa Inggris Immunoglobulin G, IgG adalah antibodi monomeris yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan γ, yang saling mengikat dengan ikatan disulfida, dan mempunyai dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari bergantung pada sub-tipe. + n Antibodi M bahasa Inggris Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin adalah antibodi dasar yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan antibodi dengan ukuran paling besar, berbentuk pentameris 10 area epitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh terpapar antigen sebagai respon imunitas awal enprimary immune response pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk monomeris dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit-B dan reseptor sel-B. IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara fitogenetik enphylogenetic. Fragmen konstan IgM adalah bagian yang menggerakkan lintasan komplemen klasik. + Pengertian Hematologi.. n H e m a t o l o g i adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah. + Pengertian Darah n Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Komponen Penyusun Darah + PEMERIKSAAN SISTEM IMUN HUMORAL A. Pemeriksaan Sistem Imun Humoral Umum 1. Pemeriksaan Imunoglobulin Pengukuran imunoglobulin mutlak diperlukan pada infeksi berulang berat. a. Hemaglutinasi Merupakan cara untuk menemukan antibodi atas dasar aglutinasi sel darah merah. Uji “Coombs Direk” merupakan cara untuk menentukan antibodi yang dapat mengaglutinasikan sel darah merah + Uji “Coombs Indirek” merupakan cara untuk menentukan antibodi yang tidak begitu efektif untuk mengaglutinasikan sel darah merah. Aglutinasi terjadi melalui yang sudah disensitisasi dengan antigen tertentu. + b. Reaksi Presipitasi Presipitasi dapat terjadi bila antibodi bereaksi dengan antigen yang larut. Bila reaksi terjadi dengan bantuan medium / agar, akan terbentuk lengkung presipitasi. + 2. Pemeriksaan Autoantibodi a. Autoantibodi Organ Spesifik b. Autoantibodi nonorgan spesifik 3. Pemeriksaan Komplemen Complement Fixation Test Kadar yang meningkat sering ditemukan pada proses inflamasi akut. Komponen komplemen dibagi menjadi a. Komponen dini pada jalur klasik C1, C4 & C2 b. Komponen dini pada jalur alternatif faktor B, D & P c. Komponen lambat pada kedua jalur C3 & C9 + + 4. Pemeriksaan Kompleks Imun Kompleks patogen yang potensial ditemukan dalam sirkulasi bila ada antigen yang berlebihan. Kompleks imun berperan pada berbagai penyakit seperti arthritis rheumatoid, glomerulonefritis, poliarthritis dan endokarditis. Adanya kompleks imun dapat dibedakan dengan 2 cara a. Analisi spesimen jaringan untuk melihat komponen endapan kompleks imun dengan teknik imunofluoresen. b. Kompleks imun dalam serum atau cairan tubuh lain. + B. Pemeriksaan Sistem Imun Humoral Khusus 1. Radioimmunoassay RIA 2. Radioallergosobent Test 3. Competition RIA 4. Radio Immunosorbent Test RIST 5. Sandwhich RIA 6. Immunoradiometric Assay 7. Enzyme Linked Immunosorbent Assay ELISA 8. Fluoresence Immuno Assay 9. Immunodouble Diffusion ID Ouchterlony 10. Countercurrent Electrophoresis 11. Single Radial Immunodouble Diffusion Mancini 12. Rocket Electrophoresis 13. Immunoelectrophoresis + PEMERIKSAAN SISTEM IMUN SELULER A. Pemeriksaan Limfosit 1. Kuantitas Sel a. Isolasi Sel Ficoll Isopaque + b. E Rosette Sel T manusia memiliki reseptor untuk sel darah merah biri – biri. Bila kedua sel tersebut dicampur maka akan terbentuk “rosette”. c. EA Rosette Sel T dapat dibedakan dari sel B yang tidak membentuk rosette. Cara lain untuk menunjukkan rosette yaitu dengan menggunakan reseptor lain yang ada pada permukaan sel T. + d. Flow Cytometry Alat yang dapat menghitung serta membedakan satu sel dengan sel yang lain. Sel dilabel dengan 2-3 bahan flueresence yang berbeda. + 2. Pemeriksaan Fungsi Limfosit a. Transformasi Limfosit b. Leucocyte Migration Inhibition Test LMI c. Pemeriksaan Sitotoksisitas d. Uji proliferasi e. Mixed Lymphocyte Culture Reaction MLCR f. Plaque Forming Cell PFC + B. Pemeriksaan Neutrofil & Monosit 1. Pemeriksaan Kuantitatif a. Rebuck Skin Window b. Kemotaksis c. Fagositosis + PEMERIKSAAN FISIK SISTEM IMUN HEMATOLOGI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat inspeksi, meraba palpasi, mengetuk perkusi dan mendengarkan auskultasi. Raylene M Rospond,2009; Terj D. Lyrawati,2009. Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan pemeriksaan fisik perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al., 1995. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan fungsional , klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas adapun masalah yangdapat kami kaji dalam makalah ini yaitu 1. 2. 3. 4. 5. 6. Apa yang dimaksud dengan pengkajian fisik? Bagaimana pengkajian umum sistem hematologi? Bagaimana pengkajian fisik? Bagaimana pendekatan pengkajian fisik? Bagaimana pengkajian sistem kekebalan tubuh Apa saja pemeriksaan penunjang untuk sistem imun hematologi? C. Tujuan Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu 1. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengkajian fisik. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian umum sistem hematologi. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian fisik. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan pengkajian fisik. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian sistem kekebalan tubuh Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang untuk sistem imun hematologi. D. Manfaat Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini semoga makalah ini bisa membantu mahasiswa untuk lebih mengetahui tentang pengkajian fisik pada sistem imun hematologi dan menambah wawasan pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana pengkajian pada sistem imun hematologi. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi 1. Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi tersebut.Potter dan Perry, 2005. 2. Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. Dewi Sartika, 2010 B. Pengkajian Umum Sistem Hematologi Pengkajian fisik adalah keterampilan paling esensial yang memerlukan banyak latihan dalam melakukannya. Tujuan melakukan pengkajian fisik adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang masalah medis pasien dan membuat diagnosis banding. Pengkajian pada klien dengan gangguan hematologi perlu dilakukan dengan teliti, sistematis, serta memahami dengan baik fisiologis dari setiap organ system hematologi. Hal ini perlu dilakukan agar kemungkinan adanya kesulitan dikarenakan gambaran klinis atau tanda serta gejala yang hampir sama antara gangguan hematologi primer dan sekunder dapat diminimalkan. Informasi dilakukan baik dari klien maupun keluarga tentang riwayat penyakit dan kesehatan dapat dilakukan dengan anamnesis ataupun pemeriksaan fisik. Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data keperawatan pada tahap pengkajian adalah wawancara interview, pengamatan observasi, dan pemeriksaan fisikpshysical assessment. dan studi dokumentasi. 1. Wawancara Biasa juga disebut dengan anamnesa adalah menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Dalam berkomunikasi ini perawat mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaannya yang diistilahkan teknik komunikasi terapeutik. Macam wawancara a. Auto anamnesa yaitu wawancara dengan klien langsung b. Allo anamnesa yaitu wawancara dengan keluarga / orang terdekat. a. b. c. d. Teknik Pengumpulan Data Yang Kurang Efektif Pertanyaan tertutup tidak ada kebebasan dalam mengemukakan pendapat / keluhan / respon. misalnya “Apakah Anda makan tiga kali sehari ?“ Pertanyaan terarah secara khas menyebutkan respon yang diinginkan. Misalnya “……………. Anda setuju bukan?” Menyelidiki mengajukan pertanyaan yang terus-menerus Menyetujui / tidak menyetujui. Menyebutkan secara tidak langsung bahwa klien benar atau salah. Misalnya “Anda tidak bermaksud seperti itu kan?” 2. Observasi Tahap kedua dalam pengumpulan data adalah pengamatan, dan pada praktiknya kita lebih sering menyebutnya dengan observasi. Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra. Contoh kegiatan observasi misalnya terlihat adanya kelainan fisik, adanya perdarahan, ada bagian tubuh yang terbakar, bau alkohol, urin, feses, tekanan darah, heart rate, batuk, menangis, ekspresi nyeri, dan lain-lain. 3. Pemeriksaan Fisik Tahap ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan wawancara. Fokus pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan fungsional klien. Misalnya , klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak. Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan. Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu a. Inspeksi Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh mata kuning ikterus, terdapat struma di leher, kulit kebiruan sianosis, dan lain-lain. b. Palpasi Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi 1 Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai. 2 Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering 3 Kuku jari perawat harus dipotong pendek. 4 Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling adanya tumor, oedema, krepitasi patah tulang, dan lain-lain. c. Perkusi Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya kiri kanan dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara. Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah 1 Sonor suara perkusi jaringan yang normal. 2 Redup suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia. 3 Pekak suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar. 4 Hipersonor/timpani suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma timpani pada usus d. Auskultasi Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Halhal yang didengarkan adalah bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus. Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah 1 Rales suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi rales halus, sedang, kasar. Misalnya pada klien pneumonia, TBC. 2 Ronchi nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru. 3 Wheezing bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma. 4 Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura. C. Pengkajian Fisik 1. Pasien anak-anak/pediatrik Pemeriksaan fisik seorang anak dilakukan secara terstruktur dan sistematik, tetapi pendekatan cephalocaudal yang biasanya lebih disukai untuk orang dewasa mungkin tidak selalu dapat dilakukan dengan sempurna pada anak-anak. Untuk anak-anak yang lebih dewasa dan remaja, urutan pemeriksaan seperti pada pasien dewasa mungkin dapat dilakukan, tetapi makin muda pasiennya maka makin besar kemungkinannya untuk menggunakan pendekatan “oportunisik” untuk dapat memperoleh data pengkajian vital. 2. Pasien usia lanjut/geriatrik Pengkajian pasien geriatric cukup kompleks dan memakan waktu, tergantung pada tingkat keragaman, tingkat kronis dan kompleksitas masalah fisik yang mendasari. Pemeriksaan fisik umum sama seperti pada pasien dewasa; namun, perubahan posisi diusahakan sesedikit mungkin. Ruangan harus dijaga sedikit lebih hangat, atau diperlukan selimut tambahan. Kadang-kadang, ketidakmampuan pasien untuk mencapai atau mempertahankan posisi optimal membuat pemeriksa harus menyesuaikan posisinya gar dapat melakukan pengkajian secara adekuat. D. Pendekatan Pengkajian Fisik Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan 1. Head to toe kepala ke kaki Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas. 2. ROS Review of System / sistem tubuh Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus. 3. Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982 Perawat mengumpulkan data secara sistematis dengan mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan, nutrisi-pola metabolisme, pola eliminasi, pola tiduristirahat, kognitif-pola perseptual, peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitaspola reproduksi, koping-pola toleransi stress, nilai-pola keyakinan. 4. Doengoes 1993 Mencakup aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan dan cairan, hygiene, neurosensori, nyeri / ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan, seksualitas, interaksi sosial, penyuluhan / pembelajaran. E. Pengkajian Sistem Kekebalan Tubuh 1. Identitas Pasien meliputi nama, umur, seks, suku/bangsa, pendidikan, status perkawinan, alamat 2. Riwayat kesehatan meliputi a. Keluhan utama 1 Kelelahan 2 Demam 3 Diaforesis, keringat malam 4 Kemerahan 5 Kelemahan muscular 6 Nyeri / pembengkakan sendi 7 Penurunan berat badan 8 Proses pemulihan buruk b. Riwayat kesehatan sekarang Apakah pasien masih merasakan kelelahan, demam, diaforesis, kemerahan, kelemahan muscular, nyeri / pembenngkakan sendi, penurunan berat badan,. Apakah masih terdapat massa yang tidak biasa, limfadenopati, proses pemulihan buruk, hepatomegali, perubahan tanda-tanda vital. c. Riwayat penyakit sekarang/menyertai 1 Infeksi berulang sering, khususnya virus 2 Infeksi opurtunistik jamur protozoa, atau virus. d. Riwayat penyakit dahulu 1 Alergi 2 Autoimun 3 Proses infeksi 4 Penyakit transmisi seksual 5 Hepatitis 6 Pemajanan terhadap agen kimia 7 Iradiasi e. Riwayat keluarga 1 Kanker 2 Gangguan imun 3 Alergi f. 1 2 3 4 5 6 g. 1 2 3 4 5 6 Riwayat sosial Merokok Penggunaan alkohol Peningkatan stres Pilihan seksual Pasangan seks multipel Penggunaan obat iv, pemakaian jarum bersama-sama Riwayat pengobatan Imunisasi Menerima darah atau produk darah sebelum 1985 Hidralazin Prokainmid Isoniazid Penggunaan obat-obatan iv secara gelap 3. Riwayat kesehatan a. Keadaan umum meliputi tanda-tanda vital nadi, respirasi, tekanan darah,suhu, tinggi badan dan berat badan. b. Sistem integumen 1 Sensitivitas matahari 2 Berkilau, kulit tegang diatas sendi yang rusak 3 Modul subkutaneus diatas tonjolan tulang 4 Kemerahan 5 Eritema “kupu-kupu” pada pipi dan hidung nodusum 6 bercak putih, abu-abu/putih pada mukusa 7 Lesi merah sampai ungu / coklat 8 vesikel herpetic 9 Olserasi oral, nasal 10 Kista tulang ; tangan ; kaki 11 Perlambatan pemulihan luka 12 Alopesia parsial c. Sistem syaraf pusat 1 Umum meliputi sakit kepala, parestesia, paralisis, neuritis, perubahan kesadaran. 2 Kognitif meliputi kerusakan memori, kerusakan konsentrasi, penurunan proses berpikir, dan kacau mental. 3 Motorik meliputi gaya berjalan, kelemahan tungkai bawah, penurunan koordinasi tangan, tremor dankejang. 4 Perilaku meliputi kurang menjiwai, menarik diri, emosional labil, perubahan kepribadian, ansietas, mengin d. Sistem penglihatan meliputi fotokobia, berkurangnya lapang pandang penglihatan, diplopia, kebutaan, pandangan kabur, katarak, badan cytoid retinal, kinjungtivitas & ureitis, proptosis, papiledema e. Sistem pernafasan meliputi sesak nafas, dipsnea, ispa sering, batuk, takipnea, sianosis, pendarahan, hipertensi pulmoner, fibrosis f. Kardiovaskuler meliputi palpitasi, lakikardia, nyeri dada dari sendang sampai berat, hipertensi, murmur, kardiomegali, dan fenimena reynoud’s g. Sistem gastrointestinal meliputi anorexia, mual, disfagia, nyeri abdomen, kram, kembung, gatal pada rectum, nyeri, penurunan berat badan, tidak disengaja, muntah, diare, fisura tektum, pendarahan, hepatosplenomegali h. Sistem gonotourinarius meliputi hemakuria, serpihan selular, azotemia, nyeri panggul, nyeri pada waktu berkemih, reynoud’s i. Sistem muskuloskeletal meliputi nyeri dan kekacauan sendi, kelemahan muscular, parestesia pada tangan dan kaki, artralgia, peradangan/pembengkakan sendi, kerusakan fungsi sendi, nodul-nodul subkutan pada tonjolan hati dan edema jaringan lunak j. Sistem hematologi meliputi petekie, purpura, mudah memar, epistaksis dan pendarahan gusi k. Sistem limfatik meliputi limpadenopati dan splenomegali F. Pemeriksaan Penunjang 1. Elisa Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter Perlmann dan Eva Engvall. Enzim-Linked immune sorbent assay ELISA atau dalam Bahasa Indonesianya disebut sebagai uji penentuan kadar immunosorben taut-enzim, merupakan teknik pengujian serologi yang didasarkan pada prinsip interaksi antara antibody dan antigen. Pada awalnya, teknik ELISA hanya digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi keberadaan antigen maupun antibody dalam suatu sampel seperti dalam pendeteksian antibody IgM, IgG, dan IgA pada saat terjadi infeksi pada tubuh manusia khususnya, misalya pada saat terkena virus HIV. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,teknik ELISA juga diaplikasikan dalam bidang patologi tumbuhan, kedokteran, dll. Test alergi Alergi merupakan suatu kelainan sebagai reaksi imun tubuh yang tidak di harapkan. Istilah alergi dikemukan pertama kali oleh Von Pirquet pada tahun 1906 yang pada dasarnya mencakup baik respon imun berlebihan yang menguntungkan seperti yang terjadi pada vaksinasi, maupun mekanisme yang merugikan dan menimbulkan penyakit. Tes alergi adalah suatu cara untuk menentukan penyebab jenis tes alergi seperti tes tusuk kulit Skin Prick Test, tes tempel Patch Test, tes RAST Radio Allergo Sorbent Test, tes kulit intrakutan, tes provokasi dan eliminasi makanan dan tes provokasi obat 2. Test bone marraw Sumsum tulang adalah jaringan lunak dan berlemak yang terdapat dalam rongga hampir semua tulang. Jaringan ini memainkan peran utama dalam pembentukan sel darah. Dalam biopsi sumsum tulang, jaringan lunak dari bagian dalam tulang diekstrak untuk tujuan diagnostik. Biopsi sumsum tulang lazim digunakan untuk mengidentifikasi kelainan darah seperti anemia, infeksi darah, leukemia, dan kanker sumsum tulang. 3. 4. Limfanglografi Limfanglografi adalah pemeriksaan X-ray dengan menggunakan kontras untuk melihat kelenjar limfe dan pembuluh limfe yang merupakan bagian dari sistem limfatik dengan tujuan untuk menegakkan diagnostik, mengevaluasi penyebaran kanker dan efektifitas terapi kanker. Indikasi dilakukan Limfanglografi yaitu untuk mengetahui keefektifan dari terapi kanker, mengevaluasi penyebab pembegkakan pada lengan atau kaki, mencari penyakit yang disebabkan oleh parasit dan membedakan antara limfoma Hodgkin atau non Hodgkin. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pengkajian fisik adalah keterampilan paling esensial yang memerlukan banyak latihan dalam melakukannya. Tujuan melakukan pengkajian fisik adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang masalah medis pasien dan membuat diagnosis banding. Pengkajian pada klien dengan gangguan hematologi perlu dilakukan dengan teliti, sistematis, serta memahami dengan baik fisiologis dari setiap organ system hematologi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data keperawatan pada tahap pengkajian adalah wawancara interview, pengamatan observasi, dan pemeriksaan fisik pshysical assessment. dan studi dokumentasi. Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada pemeriksaan fisik seorang anak dilakukan secara terstruktur dan sistematik, sedangkan pengkajian pasien geriatric cukup kompleks dan memakan waktu, tergantung pada tingkat keragaman, tingkat kronis dan kompleksitas masalah fisik yang mendasari. Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan Head to toe kepala ke kaki, ROS Review of System / sistem tubuh, pola fungsi kesehatan Gordon, 1982, dan Doengoes 1993 B. Saran Kita sebagai seorang perawat harus mempelajari pengkajian fisik dengan benar, karena dengan pengakajian fisik yang benar dan tepat akan memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pengkajian fisik yang kita lakukan akan mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi. DAFTAR PUSTAKA Mary Keperawatan Hudak dan Galo. 1996. Keperawatan Kritis Volume II. Jakarta EGC. Jonathan a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Erlangga. Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomik FKUI. 1973. Patologi. Jakarta FKUI. Wiwik handayani&Andi sulistyo haribowo, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta Salemba Medika Diposkan oleh Rista Ayustri di Pengkajian & Pemeriksaan fisik INTEGUMEN PENGKAJIAN & PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN 1. DATA DEMOGRAFI 1 usia aging proses 2 suku bangsa - ras normal / abnormal tergantung suku bangsa 3 pekerjaan - paparan sinar matahari, kimia iritasi zat atau substansi yang abrasive - lingkungan yang menjadi faktor masalah kulit 2. RIWAYAT KESEHATAN 1 riwayat medis dan pembedahan a. riwayat medis baik saat ini atau sebelumnya b. riwayat pembedahan 2 riwayat keluarga riwayat pengobatan a. tentang penyakit kulit yang kronis b. anggota keluarga yang bermasalah dengan gangguan sistem integumen 3 RIWAYAT SOSIAL pekerjaan aktifitas sehari-hari dengan lingkungannya, reaksi dss. 4 RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI a. kapan pertama kali mendapat masalah kulit b. bagian tubuh mana yang pertama kali terkena c. menjadi lebih baik atau memburuk d. mempunyai kondisi yang sama sebelumnya e. apa faktor penyebabnya f. bagaimana penatalaksanaanya g. adakah masalah yang menyertai gatal, rasa terbakar, baal, nyeri, demam, nausea, vomiting, diare, sakit tenggorokan , dingin kaku h. keadaan buruk jika tersinar matahari, pengobatan panas atau dingin i. apa yang membuat masalah menjadi baik j. apa faktor pencetus karena makanan , sprei baru, sabun baru, kosmetik baru dan lain-lain. k. Bagaimana ruam atau lesi tersebut terlihat ketika muncul untuk pertama kalinya l. Apakah terdapat rasa gatal, tebakar, kesemutan atau seperti ada yang merayap m. Apakah ada gangguan sensasi kulit n. Apakah masalah tersebut menjadi bertambah pada musim tertentu o. Apakah anda mempunyai riwayat hypever, asma atau alergi p. Apakah ada di keluarga yang mempunyai masalah kulit q. Apakah erupsi kulit muncul setelaah makan makanan tertentu r. Apakah anda mengkonsumsi alkohol s. Apakah ada hubungan antara kejadian tertentu dengan ruam kulit t. Obat- obatan apa yang anda gunakan krim, salep, lotion untuk mengobati kelainan kulit tersebut yang dapat dibeli di toko obat u. Jenis kosmetik apa untuk perawatan kulit yang anda gunakan v. Apakah di lingkungna sekitar anda terdapat faktor- faktor tanaman, hewan jat iritan, kimia infeksi yang menimbulkan masalah pada kulit w. Apakah ada sesuatu mengenai kulit yang yang menimbulkan ruam. 5 RIWAYAT DIET Kaji BB, Bentuk tubuh, dan makanan yang disukai 6 STATUS SOSIAL EKONOMI Latar belakang status ekonomi klen intuk mengidentifikasi faktor lingkungan yang dapat menjadi faktor penyebab penyakit kulit berapa kjam terpapar sinar matahari, bagaimana dengan personal hygienenya. 7 RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG Jika masalah kulit sudah dapat diidentifikasi, kaji 1. kapan klien pertama kali melihat adanya rash 2. dibagian tubuh mana rash mulai 3. apakah masalahnya dapat diatasi atau bertambah banyak jika masalah sama dengan penyakit sebelumnya , kaji ; a. penyebab lesi kulit b. bagaimana cara mengatasinya c. hubungkan dengan gejala penyerta yang lain gatal, gatal rasa terbakar, rasa bassal;, demam, nausea dan vomiting, nyerio tenggorokan , Kaku kuduk d. identifikasi yang menbuat masalah menjadi baik atau menjadi buruk II. PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi dan palpasi dengan menggunakan - penlight untuk menyinari lesi pakaian dapat dilepaskan seluruhnya dan diselimuti dengan benar - proteksi diri sarung tangan haris dipakai ketika melakukan pemeriksaan kulit Tampilan umum kulit karakteristik kulit normal diantaranya 1. warna warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu dengan yang lain dari berkisar warna gading atau coklat gelap, kulit bagian tubuh yang terbuka khususnya di kawasan yang beriklim panas dan banyak cahaya matahari cenderung lebih berpigmen efek vasodilatasi yang ditimbulkan oleh demam sengatan matahari dan inflamasi akan menimbulkan bercak kemerahan pada kulit, pucat merupakan keadaan atau tidak adanya atau berkurangnya toonus serta vaskularissi yang normal dan paling jelas terlihat pada konjungtiva. Warna kebiruan pada sianosis menunjukan hipoksia seluler dan mudah terlihat pada ekstremitas , dasar ,kuku bibir serta membran mukosa. Ikterus adalah keadaan kulit yang menguning , berhubungan langsung dengan kenaikan bilirubin serum dan sering kali terlihat pada sklera serta membran mukosa. 2. Tekstur kulit Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang, pajanan matahari, proses penuaan dan peroko berat akan membuat kulit sedikit lembut. Niormalnya kulit adalah elastis dan akan lebih cepat kembali turgor kulit baik 3. Suhu Suhu kulit normalnya hangat , walaupun pada beberapa kondisi pada bagian ferifer seperti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin akibat vasokontriksi 4. Kelembaban Secara normal kulit akan teraba kering saat disentuh. Pada suatu kondisi saat ada peningkatan aktifitas dan pada peningkatan kecemasan kelembaban akan meningkat 5. Bau busuk Kulit normal bebas dari bau yang tidak mengenakan. Bau yang tajam secara normal akan ditemukan pada peningkatan produksi keringat pada area aksila dan lipat paha 6. EFLORENSI Eflorensi adalah pengkajian kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang dan bila perlu di periksa dengan perabaan ada 2 macam pengkajian efrolensi a. eflorensi primer adalah kelainan kulit yang terjadi pada permulaan penyakit diantaranya - makula warna kulit tegas, ukuran bentuk bervariasi, tanpa disertai peninggian atau cekungan diameter b. lorensi sekunder adalah kelainan kulit yang terjadi selama perjalanan penyakit PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN Kulit. Mendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara eksisi dengan scalpel atau alat penusuk khusus skin punch dengan mengambil bagian tengah jaringan. Indikasi Pada nodul yang asal nya tidak jelas untuk mencegah malignitas. Dengan warna dan bentuk yang tidak lazim. Pembentukan lepuh. 2. Patch Test Untuk mrngenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien dibawah plester khusus exclusive putches . indikasi - Dermatitis, gejalak kemerahan, tonjolan halus, gatal- gatal. Reaksi + lemah. - Blister yang halus, papula dan gatal –gatal yang hebat reaksi + sedang. - Blister/bullae, nyeri, ulserasi reaksi + kuat. Penjelasan pada pasien sebelum dan sesudah pelksanaan patch test Jangan menggunakan obat jenis kortison selam satu minggu sebelum tgl pelaksanaan. - Sample masing – masing bahan tes dalam jumlah yang sedikit dibubuhkan pada plester berbentuk cakaram kemudian ditempel pada punggung,dengan jumlah ynag bervariasi. 20 – 30 buah.. - Pertahankan agar daerah punggung tetap kering pada saat plester masih menempel. - Prosedur dilaksanakan dalam waktu 30 menit. - 2- 3 hari setelah tes plester dilepas kemudian lokasi dievaluasi. 3. Pengerokan Kulit Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur, yang menggunakan skatpel yang sudah dibasahi dengan minyak sehingga jaringan yang dikerok menempel pada mata pisau hasil kerokan dipindahkan ke slide kaca ditutup dengan kaca objek dan dipriksa dengan mikroskop. 4. Pemeriksaan Cahaya Wood Light Wood Menggunakan cahaya UV gelombang panjang yang disebut black light yang akan menghasilakan cahaya berpedar berwarna ungu gelap yang akan terlihat jelas pada ruangan yang gelap, digunakan untuk memebedakan lesi epidermis dengan dermis dan hipopigmentasi dengan hiperpigmentasi. 5. Apus Tzanck Untuk memeriksa sel – sel kulit yang mengalami pelepuhan. Indikasi - Herpes zoster,varisella, herpes simplek dan semua bentuk pemfigus. - Secret dari lesi yang dicurigai dioleskan pada slide kaca diwarnai dan periksa. Tes hematologi lengkap adalah pemeriksaan darah lengkap yang meliputi penghitungan sel darah putih, sel darah merah, dan platelet. Tes hematologi lengkap merupakan salah satu pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit atau memantau hasil pengobatan. Pemeriksaan hematologi lengkap dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan kesehatan tertentu yang dapat memengaruhi kondisi sel-sel darah, seperti infeksi, anemia, dan leukemia. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat dimanfaatkan untuk memantau perkembangan penyakit dan hasil pengobatan. Bagian Darah yang Diperiksa dalam Tes Hematologi Lengkap Berikut ini adalah beberapa bagian darah yang diperiksa dalam tes hematologi lengkap 1. Sel darah putih Sel-sel darah putih berperan dalam memerangi infeksi serta dalam proses alergi dan peradangan. Sel darah putih bisa dihitung langsung secara keseluruhan, tetapi bisa juga dihitung berdasarkan jenisnya. Jenis-jenis sel darah putih meliputi Neutrofil, yang berperan dalam melawan virus atau bakteri Limfosit, yang berperan dalam menciptakan antibodi untuk melawan virus dan bakteri Monosit, yang menyingkirkan sel dan jaringan rusak serta meningkatkan respons tubuh terhadap serangan penyakit Eisonofil, yang melawan infeksi serta memicu peradangan dan reaksi alergi Basofil, yang melepaskan enzim untuk mengendalikan alergi 2. Sel darah merah Sel darah merah berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Komponen sel darah merah yang diperiksa dalam tes hematologi lengkap adalah Hemoglobin, yaitu jumlah seluruh hemoglobin di dalam darah Hematokrit, yaitu persentase jumlah sel darah merah di dalam darah MCV mean corpuscular volume, yaitu ukuran rata-rata sel darah merah MCH mean corpuscular hemoglobin, yaitu jumlah rata-rata hemoglobin di dalam sel darah merah MCHC mean corpuscular hemoglobin concentration, yaitu seberapa padatnya molekul hemoglobin dalam sel darah merah RDW red cell distribution width, yaitu variasi ukuran sel darah merah Anemia biasanya ditentukan dari jumlah hemoglobin. Namun, data-data lain dapat menentukan jenis anemia yang terjadi. Misalnya, nilai hematokrit dan MCV yang rendah berarti sel darah merah berjumlah sedikit dan berukuran kecil-kecil. Hal ini dapat menunjukkan adanya anemia defisiensi besi. Sementara itu, nilai MCV yang tinggi berarti ukuran sel darah merah lebih besar dari seharusnya. Hal ini biasanya merupakan tanda anemia karena kekurangan vitamin B12 atau folat dalam darah. Tidak hanya anemia, keadaan lain juga dapat dideteksi melalui perhitungan sel darah merah. Misalnya, kadar hematokrit tinggi dapat menandakan bahwa Anda mengalami dehidrasi. 3. Platelet Platelet atau disebut juga trombosit adalah sel darah yang berperan dalam proses pembekuan darah. Dalam tes hematologi lengkap, dokter akan menilai jumlah, ukuran rata-rata, dan keseragaman ukuran platelet dalam darah. Tujuan Pemeriksaan Hematologi Lengkap Secara garis besar, di bawah ini adalah beberapa peran penting tes hematologi lengkap Mengevaluasi kesehatan secara menyeluruh. Melihat kemungkinan adanya penyakit yang dapat dideteksi dari peningkatan ataupun penurunan kadar sel darah. Mendiagnosis penyebab gangguan kesehatan, terutama jika pasien mengalami gejala tertentu, seperti demam, kelelahan, lemas, bengkak, dan perdarahan. Memantau perkembangan kesehatan pasien dengan penyakit yang memengaruhi kadar sel darah. Memantau penanganan penyakit, terutama yang memengaruhi kadar sel darah dan memerlukan tes hematologi lengkap secara teratur. Tes hematologi lengkap dilakukan oleh dokter patologi klinik dengan cara mengambil darah menggunakan jarum suntik dari pembuluh darah lengan. Sampel darah ini akan diperiksa untuk kemudian dilaporkan sebagai hasil tes Hasil tes hematologi lengkap umumnya dipaparkan dalam 2 kolom. Kolom yang satu adalah nilai referensi, yaitu rentang nilai pemeriksaan normal, sementara kolom yang lain adalah hasil pemeriksaan hematologi lengkap Anda. Jika hasil Anda lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai referensi, hasil tersebut dikatakan tidak normal. Tes hematologi lengkap bukanlah pemeriksaan mutlak dalam penegakan diagnosis. Pemeriksaan harus meliputi peninjauan keluhan dan riwayat penyakit terdahulu, serta pemeriksaan fisik. Setelah itu pun, masih ada pemeriksaan penunjang lain yang bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Jadi meskipun bisa melakukan tes hematologi secara mandiri, Anda tidak boleh melakukan self diagnosis berdasarkan hasil tes saja. Konsultasikanlah ke dokter walaupun hasil tes Anda normal, terutama jika Anda memiliki keluhan kesehatan. Dokter akan mencari tahu penyebab keluhan dengan pemeriksaan fisik dan bila perlu, pemeriksaan penunjang lain.

pemeriksaan fisik sistem imun dan hematologi